PONTIANAK-Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) gencarkan promosi kelapa sawit berkelanjutan di Indonesia. Kali ini hadir di Kalimantan Barat bersama Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perusahaan Inti Rakyat (Aspekpir) melalui program Bikopra yang digagas oleh Aspekpir.
Kegiatan promosi ini dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan citra nilai produk kelapa sawit, informasi pasar kelapa sawit, memperluas pasar kelapa sawit dan meningkatkan investasi perkebunan kelapa sawit dan menumbuhkembangkan pusat pemasaran komoditas perkebunan kelapa sawit.
Kepala Divisi UMKM BPDPKS Helmi Muhansyah yang tampil sebagai salah satu pembicara pada Bimtek Bikopra Anggota Aspekpir di Kalimantan Barat tersebut mengatakan promosi perkebunan kelapa dawit dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan terhadap signifikansi perkebunan kelapa sawit sebagai produk yang mempunyai nilai strategis.
Dalam paparanya, dia mengungkapkan profile BPDPKS sebagai lembaga yang dibentuk untuk menghimpun, mengelola dan menyalurkan dana yang berasal dari pungutan ekspor kelapa sawit.
Kinerja BPDPKS sendiri diukur dari jumlah dana yang berhasil dihimpun dan sumber dana yang dikumpulkan hingga akuntabilitas
pengelolaan dana dan hasil pengelolaan dana.
Sedangkan kinerja BPDPKS bersama pemangku kepentingan dilihat dari inovasi program penyaluran dana, jumlah dan serapan dana yang berhasil disalurkan dan akuntabilitas penyaluran, kesuksesan pelaksanaan program, peningkatan kinerja sektor sawit, stabilisasi
harga, peningkatan kesejahteraan petani dan pengembangan industri sawit berkelanjutan.
Adapun program BPDPKS sesuai dengan Perpres No. 61 tahun 2015 Jo. Perpres 66 Tahun 2018 adalah Peremajaan Sawit Rakyat, Sarana dan Prasarana Perkebunan, Pengembangan Sumber Daya Manusia, Penelitian dan Pengembangan, Promosi, Pemenuhan Kebutuhan Pangan, Hilirisasi Industri Perkebunan Kelapa Sawit dan Penyediaan dan Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati.
Melalui enam program tersebut, diharapkan mampu meningkatkan kinerja sektor kelapa sawit, menciptakan pasar domestik, menyerap kelebihan CPO di pasar dalam rangka stabilisasi harga dan pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan petani.
Helmi kemudian menjelaskan produk-produk yang dapat dikembangkan oleh koperasi-koperasi dan petani kelapa sawit melalui program Bikopra antara lain Jasa Layanan Penanganan Penyakit Busuk Pangkal Batang Kelapa Sawit dengan Teknologi Drone dan Kamera Spektral.
Kemudian Produksi Cellulose Nano Crystals dari Tandan Kosong Kelapa Sawit untuk Hand Sanitizer dan Farmasi, Teknologi Produksi Bijih Plastik Untuk Bio-plastic Dari TKKS, Sabun Kalsium dari lemak minyak sawit (PFAD) untuk Peningkatan Produksi Susu Sapi, Produksi MDAG (Emulsifier) dari Minyak Sawit.
Selain itu, bisa juga memproduksi Pupuk BioSilika untuk Kelapa Sawit Efisien Nutrisi dan Air, Produksi Tinta Cetak (Green Varnish) dari Turunan Minyak Kelapa, Produksi Benang Dan Kain Dari Serat TKKS, Produksi Helmet Dari Serat TKKS hingga Produksi Enzim Ligninolitik, Carboxymethyl Cellulose (CMC), Jamur Konsumsi, dan Pupuk Organik dari TKKS.