Indonesia adalah negara penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia. Di tahun tahun 2023 produksi olahan kelapa sawit tersebut tercatat mencapai 50,07 juta ton atau naik sebesar 7,15% dari tahun 2022 yakni sebesar 46,73 juta ton.
Industri di sektor ini memiliki potensi menghasilkan lebih dari 179 produk turunan. Selain produk utama berupa minyak kelapa sawit dan inti sawit yang digunakan dalam berbagai keperluan, pengembangan hilirisasi kelapa sawit juga melahirkan beragam produk lain, seperti kosmetik, pakaian, pasta gigi, lemak cokelat, asam lemak, surfaktan, hingga biodiesel. Semua ini memberikan nilai tambah ekonomi dan memperkuat daya saing di kancah global.
Industri sawit memberikan kontribusi sekitar 88 triliun rupiah ke APBN 2023, yang terdiri dari penerimaan sektor pajak sebesar 50,2 triliun, PNBP sebanyak 32,4 triliun, dan Bea Keluar senilai 6,1 triliun.
Dengan potensi sebesar itu, pemerintah melalui Kementerian Keuangan membentuk badan noneselon untuk mengelola dana dari dan untuk pengembangan sektor tersebut yang diberi nama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
Dana yang dikelola BPDPKS dimanfaatkan untuk menjalankan program, meliputi dukungan program mandatori biodiesel, peremajaan sawit rakyat, penyediaan sarana dan prasarana kelapa sawit, termasuk penelitian dan pengembangan, pengembangan sumber daya manusia (SDM) sawit.
Meningkatkan kualitas SDM Sawit lewat program beasiswa
Setahun sejak dibentuk di tahun 2015, BPDPKS langsung meluncurkan program Beasiswa SDM Sawit di tahun 2016. Salah satu institusi Pendidikan yang digandeng menjadi mitra adalah Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta (AKPY). Setelah 9 tahun, kini ada sekitar 23 institusi Pendidikan vokasi perkebunan yang telah menjadi mitra BPDPKS dalam menyediakan Pendidikan bagi pengembangan SDM sawit Indonesia. “Peminatnya selalu meningkat. Di 2016 sebanyak 200 mahasiswa. Saat ini 570, itupun dengan saringan yang luar biasa tinggi,” ungkap Idum Satia Santi, Wakil Direktur AKPY. Lebih lanjut, Idum menerangkan besarnya manfaat program ini karena menyasar anak-anak petani dan pekerja sawit dari seluruh penjuru Indonesia.
Beasiswa SDM Sawit ini merupakan program pendanaan studi komprehensif bagi para penerima beasiswanya. Tak hanya biaya perkuliahan, pendanaannya juga mencakup biaya transportasi dari rumah hingga ke kampus di kota tujuan, pemberian laptop sebagai gawai kegiatan belajar sehari-hari, uang saku bulanan, uang buku per semester dan kebutuhan studi lainnya. Dalam program tersebut, mahasiswa penerima beasiswa juga berhak mengikuti program magang di perusahaan besar pengolahan sawit dan mendapatkan sertifikasi kompetensi yang menunjang karir mereka ke depan. Dengan penyiapan SDM melalui program pendidikan ini, diharapkan dapat memenuhi kriteria yang dibutuhkan oleh industri, baik di hulu maupun di hilir, sehingga dapat mencapai tujuan pengembangan kelapa sawit berkelanjutan,” imbuh Rangga Ramananda, staf Divisi Program Pelayan BPDPKS.
Fokus program ini adalah menjangkau calon-calon SDM Sawit di pelosok nusantara untuk menjadi taruna taruni sawit andalan yang kemudian hari dia akan mengenalkan kelapa sawit dan bisa menceritakan kepada seluruh dunia betapa pentingnya kelapa sawit ini dengan berbagai macam kegunaaanya. Salah satu penerima manfaat Beasiswa SDM Sawit adalah Miftahul Jannah asal Muaro Bungo, Jambi. Miftah, begitu Ia akrab dipanggil, mendapatkan beasiswa tersebut di tahun 2021 dengan mengambil jalur anak petani sawit rakyat. Setelah menyelesaikan program tersebut, Miftah saat ini tercatat menjadi pegawai di Perkebunan milik Minamas di Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah.
Srikandi muda di tengah candradimuka
Saat ini, Miftah mendapat kepercayaan menjalankan tugas sebagai mandor perawatan bagian ESP (excellence sustainable pruning). Proses pemangkasan (pruning) adalah aktivitas atau kegiatan membuang pelepah yang tidak produktif seperti pelepah yang rusak atau patah pada saat panen dan juga pelepah yang kering pada tanaman kelapa sawit. Miftah dipercaya memantau kinerja 6 anggota yang melakukan pruning di lahan seluas 567 hektar.
Sebagai seorang perempuan muda, Miftah mengakui adanya tantangan tersendiri dalam memimpin tim di sektor yang mayoritas pekerjanya adalah laki-laki ini. Namun, hal itu tak menggentarkan Miftah dalam melaksanakan tugasnya. Ia mengakui bahwa gaung kesetaraan gender pun telah sampai dan diimplementasikan di bidang pekerjaan yang ia geluti. “Selagi kita punya mental dan kemampuan untuk mengelola sebuah tim, kita bisa menjadi supervisor di sini,” ungkapnya penuh keyakinan.
Tantangan yang harus dihadapi Miftah dalam memimpin timnya yang hampir semua adalah laki-laki terdapat dalam perbedaan pola pikir dengan perempuan. Beberapa cara ia tempuh untuk menjembatani gap tersebut. “Di sini kami sering mengadakan sharing session” ungkapnya. Momen ini menciptkan komunikasi yang terjaga antara Miftah dan timnya. Ia jadi semakin paham tantangan yang dihadapi timnya di lapangan. Suasana yang guyub itu makin memotivasi mereka dalam menjalankan pekerjaan dan memenuhi target yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Mimpi untuk keberlanjutan petani sawit
Miftah menyadari banyaknya perubahan yang ia alami setelah mengikuti program beasiswa sawit ini. Dulu, Ia hanyalah seorang anak petani sawit dan sekadar bisa mengenali bentuk pohon sawit saja. Banyak pengetahuan yang ia dapat disbanding sebelum masuk program hingga akhirnya kini ia benar-benar turun langsung ke lapangan dan bekerja di sektor pengolahan kelapa sawit. “Sekarang saya tahu bagaimana cara merawat kelapa sawit dan meningkatkan produktivitasnya,” bebernya.
Meski iklim pekerjaannya sangat keras dan berat, Miftah mengaku betah bekerja di sektor pengolahan kelapa sawit ini. Layaknya generasi muda lainnya, Ia pun masih ingin terus berkembang, baik secara kemampuan maupun tanggung jawab. “Saya ingin meningkatkan karir lagi di sini,” tegasnya.
Tak hanya untuk pengembangan diri sendiri, Miftah juga menyimpan mimpi bagi komunitas tempatnya berasal. Suatu hari nanti ia ingin kembali ke kampung halaman untuk membagikan ilmu, cerita dan pengalaman langsungnya berkiprah di industri pengolahan kelapa sawit. Ia berharap kelompok tani lokal semakin naik daya saingnya dengan pemain besar. “Ada cita-cita di lingkungan saya qgar para petani yang ada di kelompok-kelompok tani sawit itu bisa berkembang, mengembangkan produktivitasnya,” imbuhnya.
Riset untuk inovasi manfaat sawit bagi masyarakat
BPDPKS tak hanya berupaya meningkatkan kualitas SDM untuk industri pengolahan kelapa sawit, tetapi juga terus mendorong kemajuan ilmu pengetahuan di sektor tersebut melalui riset yang memanfaatkan perkembangan IPTEK. Langkah ini tercermin dalam acara Pekan Riset Sawit Indonesia (PERISAI) 2024 bertema “Green Gold: Transforming Palm Oil Industry trough Cutting-Edge Technologies” yang diselenggarakan di Nusa Dua, Bali, pada 3-4 Oktober 2024. “Progam Pekan Riset Sawit Indonesia 2024 bertujuan untuk menguatkan dan mengembangkan industri sawit dari sektor hulu ke hilir serta agar minat riset ke sawit tumbuh sejak dini,” ujar Eddy Abdurrachman, Direktur Utama BPDPKS dalam sambutan pembukanya.
Salah satu peneliti muda yang mendapat dukungan dana riset dari BPDPKS adalah Yudhi Tegar Julianto bersama timnya dari program S1 Kimia Institut Pertanian Bogor. Yudhi dan rekan-rekannya meneliti tentang “Pemanfaatan Produk Samping Pengolahan Palm Fatty Acid Distillate (PFAD) sebagai Sumber Fitosterol untuk Suplemen Penurun Kadar Kolesterol”. Informasi terkait acara ini pertama kali didapat Yudhi dari dosen pembimbingnya. “Jadi kami satu tim ini satu bimbingan semua, setelah kami ikut itu kami bikin proposalnya. Alhamdulillah kami 40 tim yang lolos pendanaan,” ujar Yudhi, menceritakan pengalaman timnya dalam keterlibatan mereka di PERISAI 2024.
Sepuluh tim terbaik, termasuk tim Yudhi, mendapat kesempatan mempresentasikan riset mereka di acara bergengsi ini. Walaupun belum berhasil meraih salah satu dari tiga penghargaan terbaik, Yudhi sangat menghargai penyelenggaraan PERISAI. Acara ini memberinya pengalaman berharga dan semakin membakar semangat untuk terus mengasah kemampuan sebagai peneliti. “Saya merasa sangat bangga bisa mengikuti acara ini karena memberikan banyak motivasi dan menjadi peneliti yang baik, terutama untuk menemukan inovasi baru dari bidang sawit yang harapannya memberikan manfaat bagi masyarakat,” tutup Yudhi.
Artikel ini telah tayang di situs Media Keuangan dengan judul BPDPKS Mengelola Dana untuk Pengembangan SDM dan Ilmu Pengetahuan Sawit