Edit Content

Menu Utama

Lainnya

BPDPKS Sebut Sebagian Besar Perkebunan Sawit Tidak Hasil Deforestasi

Jakarta – Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) menegaskan bahwa tidak semua lahan perkebunan kelapa sawit di Indonesia berasal dari deforestasi.

Pernyataan ini disampaikan oleh Staf Senior BPDPKS, Sulthan Muhammad Yusa, saat mengisi sesi di 3rd Jakarta International Conference on Multidisciplinary Studies (JICOMS), Selasa (12/11/2024).

“Kebanyakan perkebunan kelapa sawit di Indonesia tidak berubah langsung dari hutan menjadi perkebunan kelapa sawit,” kata Yusa, menanggapi sikap Uni Eropa yang melarang impor produk kelapa sawit Indonesia dengan alasan terkait deforestasi.

Yusa menjelaskan bahwa sebagian besar perkebunan kelapa sawit di Indonesia berasal dari lahan yang sudah digunakan sebelumnya, baik itu lahan yang terbengkalai atau pernah digunakan untuk pertanian. 

“Banyak lahan sawit berasal dari area yang sebelumnya digunakan untuk penambangan atau pertanian. Lahan yang terbengkalai ini kemudian dimanfaatkan untuk perkebunan kelapa sawit,” ujarnya.

Menurut Yusa, deforestasi di Indonesia tidak seburuk yang dipahami oleh banyak pihak di Eropa.

Baca Juga:  Harga Sawit di Aceh Singkil Naik, Segini Harga TBS Kelapa Sawit Awal November 2024

Ia juga mengungkapkan perbedaan definisi tentang “hutan” antara Eropa dan Indonesia. 

“Di Eropa, ada dua kategori: hutan dan bukan hutan. Di Indonesia, kita memiliki banyak definisi, seperti kawasan hutan lindung dan kawasan hutan produksi,” ucapnya.

Dalam presentasinya, Yusa memaparkan data dari penelitian yang menunjukkan bahwa sebagian besar lahan perkebunan kelapa sawit berasal dari agroforestri dan perkebunan tanaman lain (27%), semak dataran tinggi (18%), dan semak rawa (13%).

Sementara itu, Uni Eropa telah mengeluarkan Peraturan Deforestasi Uni Eropa (EUDR) yang mengharuskan produk seperti minyak sawit untuk “bebas deforestasi” sebelum memasuki pasar Eropa pada akhir tahun ini.

JICOMS ke-3, yang diselenggarakan oleh Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta, juga menggandeng BPDPKS sebagai mitra, dan menampilkan berbagai hasil penelitian mahasiswa, termasuk olahan tinta percetakan dari kelapa sawit. (rri.co.id).

Bagikan:

Informasi Terkait

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Populer
73852451p
Peraturan Menteri Pertanian No.26 tahun 2007 tentang Padoman Perizinan Usaha Perkebunan
kelapa-sawit
Begini Cara Membuat Pakan Ikan dari Bungkil Kelapa Sawit
Slide2
Palm Oil Mill Effluent atau POME Bisa Diolah Menjadi Biodiesel
IMG-20241123-WA0007
Tumpang Sari Padi Gogo Digenjot Untuk Dukung Ketahanan Pangan
Terbaru
WhatsApp-Image-2024-12-03-at-02.58
Periode Desember Harga TBS Kelapa Sawit Bengkulu Mencapai Rp3.116 per kilogram
IAT-teken-MoU
IAT Teken MoU dengan Aspekpir Indonesia untuk Tingkatkan Analisis Kualitas di Industri Kelapa Sawit Lokal
guru-besar
Pakar: Asetil selulosa tandan sawit bisa menjadi bahan baku plastik
bea-cukai-mendukung-peningkatan-ekspor-kelapa-sawit-cpo-dan-aue0
Bea Cukai Optimalkan CEISA 4.0 untuk Dukung Peningkatan Ekspor Kelapa Sawit