JAKARTA-Sektor perkebunan kelapa sawit nasional merupakan salah satu satu sektor strategis dalam pembangunan nasional yang berkontribusi signifikan terhadap pembangunan di bidang sosial, ekonomi bahkan lingkungan dan sudah banyak diungkap oleh para peneliti.
Hal itu disampaikan Mantan Menteri Pertanian periode 2000-2004 yang sekaligus menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute (PASPI), Bungaran Saragih saat memberikan sambutan pada acara Advokasi Sawit dan Peluncuran Buku Mitos Vs Fakta Sawit di Hotel Aryaduta, Jakarta, Senin (14/8/2023).
Pada Tahun 2022, katanya, industri sawit nasional telah menyumbangkan devisa dari ekspor produk sawit sekitar US$ 39 miliar, dan menghemat devisa dari mandatori biodiesel sekitar US$ 10,3 miliar. Sehingga secara keseluruhan industri sawit menyumbang devisa hampir mencapai US$ 50 miliar. Tidak ada komoditi di Republik ini yang seperti ini, sampai sekarang ini.
Dia mengatakan bahwa industri sawit telah berkontribusi besar dalam penciptaan surplus neraca perdagangan Indonesia yang telah dinikmati dalam tiga tahun terakhir, khususnya pada saat masa pandemi Covid-19. “Sawit salah satu penyelamat ekonomi kita pada masa Covid yang lalu,” ujarnya.
Tidak hanya itu, lanjutnya, industri sawit di dalamnya juga terdapat 2,5 juta rumah tangga petani, mempekerjakan sekitar 16,5 juta tenaga kerja, dan setidaknya ada sekitar 70 juta rakyat Indonesia yang ekonominya terkaya dengan industri sawit.
“Keberhasilan industri menjadi produsen minyak dunia, dan diikuti pula keberhasilan minyak sawit dunia, mendominasi minyak nabati dunia. Jadi kita tidak hanya produsen terbesar sawit dunia, tapi kitalah produsen terbesar minyak nabati dunia,” tuturnya.