JAKARTA– Harga kontrak Crude Palm Oil (CPO) di Bursa Malaysia Derivatives (BMD) terus-terusan naik pada Rabu (27/11/2024). Ini melanjutkan reli penguatan tiga hari beruntun ditopang pelemahan produksi. Ditambah lagi, penguatan harga minyak kedelai.
Berdasarkan data BMD pada penutupan Rabu, kontrak berjangka CPO untuk Desember 2024 naik 77 Ringgit Malaysia menjadi 4.928 Ringgit Malaysia per ton. Untuk kontrak berjangka CPO Januari 2025 terkerek 70 Ringgit Malaysia menjadi 4.870 Ringgit Malaysia per ton.
Sementara itu, kontrak berjangka CPO Februari 2025 meningkat 63 Ringgit Malaysia menjadi 4.798 Ringgit Malaysia per ton. Kontrak berjangka CPO Maret 2025 menguat 58 Ringgit Malaysia menjadi 4.708 Ringgit Malaysia per ton.
Sedangkan kontrak berjangka CPO April 2025 naik 50 Ringgit Malaysia menjadi 4.614 Ringgit Malaysia per ton. Kontrak berjangka CPO Mei 2025 melesat 42 Ringgit Malaysia menjadi 4.522 Ringgit Malaysia per ton.
Dikutip dari Bernama, pedagang minyak kelapa sawit David Ng mengatakan, harga CPO berakhir lebih tinggi untuk hari ketiga berturut-turut. Kekhawatiran mengenai lambatnya laju produksi membuat sentimen pasar tetap positif.
“Kami melihat level support harga CPO berada di level 4.700 Ringgit Malaysia per ton dan ada resistance di 4.850 Ringgit Malaysia per ton,” ujarnya.
Kepala penelitian komoditas Sunvin Group yang berbasis di Mumbai Anilkumar Bagani mengatakan, kontrak berjangka CPO diperkirakan akan bergerak sideways hingga lebih tinggi, mengikuti lonjakan tajam kontrak berjangka kedelai di Chicago Board of Trade (CBoT).
Selain itu, Xinhua melaporkan bahwa kontrak berjangka kedelai ditutup lebih tinggi di Dalian Commodity Exchange.
“Kontrak kedelai yang paling aktif untuk pengiriman Januari 2025 naik 11 yuan (sekitar US$1,53) untuk ditutup di 3.906 yuan per ton,” menurut laporan tersebut. (Investor.id).