JAKARTA-Minyak makan merah merupakan alternatif produk minyak goreng sawit yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat. Meskipun belum populer dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia, minyak makan merah sudah banyak dikonsumsi di Afrika dan Malaysia.
Melansir laman Palm Oil Indonesia, jika dibandingkan minyak goreng sawit yang banyak dijual di pasar, minyak makan merah memiliki banyak keunggulan gizi dan nutrisi seperti kaya beta karoten (provitamin A) dan senyawa bioaktif/fitonutrien lainnya.
“Mengkonsumsi minyak makan merah ini akan bermanfaat bagi kesehatan seperti menjaga kesehatan organ mata dan kulit, hingga mencegah stunting,” catat laman Palm Oil Indonesia seperti dikutip dari situs berita warta ekonomi.
Pengembangan minyak makan merah ini, catat laman Palm Oil Indonesia, bersifat inklusif karena berbasis masyarakat. Selain dari aspek produksi yang dijalankan oleh petani sawit, minyak makan merah ini juga ditujukan untuk konsumsi masyarakat lokal sekitar perkebunan kelapa sawit.
“Produksi yang relatif dekat dengan pasar bahan baku dan pasar output/konsumen berimplikasi pada harga jual minyak makan merah yang relatif lebih murah,” catat laman Palm Oil Indonesia.
Dalam laman Palm Oil Indonesia disebutkan, hal ini menjawab ironi yang dirasakan oleh masyarakat di daerah sentra perkebunan kelapa sawit yang harus membeli minyak goreng sawit dengan harga yang sangat tinggi. Oleh karena itu, masyarakat berpendapatan menengah-ke bawah yang berada di daerah-daerah sentra sawit dapat mengakses minyak makan merah yang bergizi dengan harganya relatif lebih murah.
Bagi petani sawit, catat laman Palm Oil Indonesia, hadirnya industri minyak makan merah ini juga dapat menjadi solusi untuk meningkatkan kesejahteraan petani sawit. Melalui produksi minyak makan merah, petani sawit rakyat dapat berpartisipasi pada sektor hilir sehingga tidak lagi bergantung hanya pada harga jual tandan buah segar (TBS) ke pabrik kelapa sawit (PKS).
Pengembangan produk minyak makan merah berbasis rakyat juga akan meningkatkan bargaining position petani sawit sehingga relatif lebih resilience terhadap dinamika pasar.
Kaya Vitamin A
Situs berita gatra menulis bahwa minyak sawit merupakan bahan pangan sumber energi dan asam lemak. Selain sebagai sumber energi, minyak sawit juga mengandung vitamin A yang relatif tinggi dibandingkan dengan bahan pangan lainnya.
Minyak sawit kaya beta karoten, suatu antioksidan dan prekusor vitamin A (Krinsky, 1993). Kandungan vitamin A minyak sawit merah lebih tinggi dari kandungan vitamin A dari bahan-bahan makanan yang dianggap sebagai sumber vitamin A seperti jeruk, wortel, pisang dan lain-lain.
Manfaat vitamin A dari minyak sawit bagi kesehatan manusia telah banyak dibuktikan melalui penelitian kesehatan/ kedokteran. Diantaranya mencegah defisiensi vitamin A, pencegahan dan penanggulangan kebutaan, memperbaiki kekebalan tubuh.
Bahkan juga bermanfaat bagi pencegahan penyakit kanker/tumor, anti radikal bebas, menghambat pembengkakan hati, peningkatan imunitas tubuh, penurunan kolesterol, fungsionalitas mental, pencegahan penyakit jantung koroner dan pembuluh darah dan lain-lain.
Minyak sawit yang memiliki vitamin A juga bermanfaat untuk mengatasi berbagai penyakit akibat defisiensi vitamin A seperti kebutaan, xeroftalmia dan hemerolopi.
Hasil penelitian Departemen Kesehatan RI tahun 1963-1965 mengungkapkan bahwa penggunaan red palm oil (RPO) dapat meningkatkan status vitamin A yakni dilihat dari kenaikan vitamin A dalam serum anak-anak (Oey, KL et al., 1967).
Kemudian hasil penelitian Puslitbang Gizi Bogor (Muhilal dkk., 1991) yang menggunakan minyak kelapa sawit dapat menyembuhkan penderita xeroftalmia yang berupa hemerolopi (buta senja).
Berdasarkan uraian di atas sangat jelas bahwa minyak sawit bukan hanya sekedar sumber energi dan vitamin A saja tetapi juga sebagai “obat sapu jagat” berbagai penyakit.