JAKARTA– Sepanjang tahun tahun 2016 hingga 2022, sebanyak 271.446 hektare luasan kebun kelapa sawit milik petani di Indonesia sudah mendapatkan dukungan dana replanting dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
Kepala Divisi Perusahaan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) Achmad Maulizal Sutawijaya mengatakan realisasi dana program peremajaan sawit rakyat (PSR) yang sudah digelontorkan BPDPKS sebesar Rp 7,46 triliun dengan jumlah petani kelapa sawit yang mendapatkan dukungan replanting mencapai 119.055 petani.
“Progres replanting smalholders sudah 119.055 petani yang sudah kita dukung dengan PSR, belum lagi penyaluran dananya cukup besar yaitu Rp 7,46 triliun, dengan luas area dari 2016-2022 yaitu 271.446 hektar,” papar Maulizal dalam Diskusi Sawit Berkelanjutan Vol 12 yang diselenggarakan Infosawit di Jakarta, Selasa (31/1) seperti dikutip dari situs berita kontan.co.id.
Dari total realisasi pendanaan program PSR tersebut untuk tahun 2022 sekitar Rp 922,78 miliar. Dengan realisasi luasan lahan sekitar 30.759 hektar. Angka realisasi tahun 2022 tersebut berdasarkan paparan BPDPKS lebih rendah 2021. Tahun 2021 realisasi program PSR sebesar Rp 1,26 triliun dengan luasan lahan 42.211 hektar.
Adapun dilihat dari wilayah Maulizal menambahkan, penerima program PSR terbesar ialah di Sumatra Barat, Sumatra Selatan, Sumatra Utara. Kemudian disusul dengan Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Sulawesi Barat dan Aceh.
Ia mengatakan dengan program replanting tersebut diharapkan membuat petani swadaya bisa dapatkan ekonomi berkelanjutan dari kelapa sawit itu sendiri.
Replanting menjadi upaya pemerintah untuk mendorong petani swadaya meningkatkan produktivitas lahan sawitnya. Di mana saat ini produktivitas petani swadaya sekitar 2 sampai 3 ton sawit per hektar. Produktivitas tersebut masih jauh di bawah perusahaan besar yang memiliki produktivitas sekitar 5 sampai 6 ton sawit per hektar.
Sementara itu, Dalam rangka percepatan program peremajaan sawit rakyat (PSR) yang sempat melambat realisasinya selama tahun 2022, Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perusahaan Inti Rakyat (ASPEKPIR) siap mendukung akselerasi program PSR di 2023 yang ditargetkan mencapai 200.000 hektare.
Ketua Umum Aspekpir Setiyono mengatakan saat ini petani di Riau dihadapkan ragam persoalan pelik untuk meremajakan sawit renta. Sebut soal administrasi yang mempersulit petani.
ASPEKPIR, katanya, sebagai mitra strategis Pemerintah mendukung langkah dan upaya meningkatkan kesejahteraan petani sawit di Indonesia, apalagi untuk memajukan perkebunan rakyat. “Kami ingin berkolaborasi, kita harus bergairah memajukan perkebunan sawit Indonesia,” jelas Setiyono.